Kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai berdampak pada minimnya pasokan
daging ayam, sehingga membuat harga ayam potong semakin melambung
tinggi.
Jika harga ayam terus meroket, Paguyuban Pedagang Ayam se-Jabodetabek mengancam akan libur massal jelang Ramadan.
Para pedagang merasa harga ayam saat ini sudah tidak masuk akal dan
sulit dikendalikan. Mereka mengklaim, sosialisasi mengenai libur massal
ini telah disebarluaskan ke seluruh pedagang ayam di pasar-pasar
tradisional yang ada di Jabodetabek.
"Itu sesuai kesepakatan rapat perwakilan pedagang ayam
se-Jabodetabek, karena harga ayam sudah tidak masuk akal dan sepertinya
terus dipaksakan naik," kata Asep Somantri (42), seorang pedagang ayam
potong di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (2/7/2013).
Menurut Asep, libur massal akan dilakukan selama sepekan penuh terhitung H-7 puasa hingga harga ayam kembali kondusif.
"Kami minta solusi pemerintah bagaimana, biar pedagang dan peternak
sama-sama untung. Ini naiknya tinggi sekali, apa akan diberikan
subsidi?" katanya.
Asep menjelaskan, saat ini harga jual ayam potong broiler di Pasar
Kramat Jati, Jakarta Timur, sudah mencapai Rp 38 ribu per kilogram.
"Naik terus harganya sejak Juni, Rp 28 ribu, Rp 30 ribu, Rp 35 ribu,
sampai sekarang Rp 38 ribu. Ini juga barangnya sudah mulai langka,"
ujarnya.
Sementara itu, harga ayam potong tanpa tulang dengan kulit, ia jual
dengan harga Rp 48 ribu per kilo. Untuk, daging ayam saja, tanpa tulang
dan kulit harganya Rp 53 ribu. Lebih lanjut Asep menambahkan, harga jual
ayam potong broiler di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur pada Selasa
(2/7/2013) pagi sudah mencapai Rp 38 ribu per kilogram.
Kenaikan harga itu terus terjadi sejak sebulan terakhir dan
diperkirakan akan terus naik. Untuk harga ayam potong tanpa tulang
dengan kulit harganya saat ini menapai Rp 48 ribu per kilogram,
sementara daging ayam saja, tanpa tulang dan kulit harganya melambung
menjadi Rp 53 ribu.
Asep mengatakan, libur massal dilakukan hingga harga ayam kembali
kondusif. Tingginya harga ayam diduga karena ada pihak tertentu yang
berspekulasi dengan menahan pasokan bibit ayam potong atau Day Old
Chicken (DOC) kepada para peternak. Untuk itu, Dia berharap pemerintah
segera turun tangan mengendalikan harga ayam.
Sumber : TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA