Selasa, 02 Juli 2013

Harga Ayam Naik, Pedagang Ancam Mogok Massal

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai berdampak pada minimnya pasokan daging ayam, sehingga membuat harga ayam potong semakin melambung tinggi.
Jika harga ayam terus meroket, Paguyuban Pedagang Ayam se-Jabodetabek mengancam akan libur massal jelang Ramadan.

Para pedagang merasa harga ayam saat ini sudah tidak masuk akal dan sulit dikendalikan. Mereka mengklaim, sosialisasi mengenai libur massal ini telah disebarluaskan ke seluruh pedagang ayam di pasar-pasar tradisional yang ada di Jabodetabek.

"Itu sesuai kesepakatan rapat perwakilan pedagang ayam se-Jabodetabek, karena harga ayam sudah tidak masuk akal dan sepertinya terus dipaksakan naik," kata Asep Somantri (42), seorang pedagang ayam potong di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (2/7/2013).
Menurut Asep, libur massal akan dilakukan selama sepekan penuh terhitung H-7 puasa hingga harga ayam kembali kondusif.

"Kami minta solusi pemerintah bagaimana, biar pedagang dan peternak sama-sama untung. Ini naiknya tinggi sekali, apa akan diberikan subsidi?" katanya.
Asep menjelaskan, saat ini harga jual ayam potong broiler di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, sudah mencapai Rp 38 ribu per kilogram.

"Naik terus harganya sejak Juni, Rp 28 ribu, Rp 30 ribu, Rp 35 ribu, sampai sekarang Rp 38 ribu. Ini juga barangnya sudah mulai langka," ujarnya.

Sementara itu, harga ayam potong tanpa tulang dengan kulit, ia jual dengan harga Rp 48 ribu per kilo. Untuk, daging ayam saja, tanpa tulang dan kulit harganya Rp 53 ribu. Lebih lanjut Asep menambahkan, harga jual ayam potong broiler di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur pada Selasa (2/7/2013) pagi sudah mencapai Rp 38 ribu per kilogram.

Kenaikan harga itu terus terjadi sejak sebulan terakhir dan diperkirakan akan terus naik. Untuk harga ayam potong tanpa tulang dengan kulit harganya saat ini menapai Rp 48 ribu per kilogram, sementara daging ayam saja, tanpa tulang dan kulit harganya melambung menjadi Rp 53 ribu.
Asep mengatakan, libur massal dilakukan hingga harga ayam kembali kondusif. Tingginya harga ayam diduga karena ada pihak tertentu yang berspekulasi dengan menahan pasokan bibit ayam potong atau Day Old Chicken (DOC) kepada para peternak. Untuk itu, Dia berharap pemerintah segera turun tangan mengendalikan harga ayam.

Sumber :  TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA